Supervisor?

Senin, 15 Mei 2017

Supervisor?



oleh: Penulis

Seperti yang dapat kita ketahui bahwa hakikat pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. kekuasaan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan memengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. 

Dari pengertin diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin tidak bisa bekerja sendirian. tercapainya tujuan organisasi terletak pada kemampuan pemimpin mengatur pekerja, peralatan dan pekerjaan agar berjalan sesuai tujuan yang ditetapkan bersama, kemampuan menejerial inilah yang dibutuhkan demi terwujudnya sekolah dan pemimpin yang efektif. 

Peran pemimpin yaitu sebagai kepala yang haus mampu mendelegasikan tugas-tugas pada orang-orang yang tepat, menentukan tanggal waktu dan tempat yang tepat bagi suatu program sekolah. selanjutnya harus mampu mendorong setiap bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya sesuai standar yang berlaku. karena itu pemimpin harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik (intrapersonal) dengan bawahan, sehingga tidak terjadi salah paham dalam komunikasi. [1]



Dari postingan pertama tentang Perjalananku Hari Itu ke tempat yang pertama itu adalah sebuah sekolah yang berbasis pesantren. Pesantren berbasis sekolah atau yang biasa disebut Terpadu (memadukan antara kurikulum pesantren dan sekolah). yang pada abad 21 ini digadang-gadangkan sebagai sistem pembelajaran yang sangat efektif dan mendekati sempurna. 
Dilihat dari bangunan atau infrastruktur, kegiatan belajar mengajar, kurikulum, mengikuti pendahulunya yang ada sejak abad 20-an. akan tetapi banyak lembaga pendidikan yang salah kaprah dalam mengaplikasikan sistem tersebut. dikarenakan berbagai faktor. 

Sedangkan pada objek ini saya berfikir bahwa apa yang menjadikan sistem tersebut kurang baik diaplikasikan pada tempat tertentu. syangnya saya kurang mengkaji lebih dalam tentang itu karena beberapa pertimangan yang udah saya jelaskan di postingan sebelumnya. Yang menerangkan sebab utama pada lembaga ini adalah tidak adanya kontroling dari pihak yang mempunyai lembaga tersebut. Maka diambil alih oleh pihak tertentu atau bisa jadi ditugaskan. Akan tetapi sangat tidak baik bagi suatu lembaga jika terjadi hal tersebut, yang seharusnya setiap saat mengontrol perkembanganya malah bekerja untuk orang lain.

Loncat ke tempat yang kedua pada postingan Galaupun Melanda, Antara Sudahi atau Lanjutkan, nah kali ini agak mendingan dari tempat pertama dari segi, jarak tidak terlalu jauh. Lokasi yang tidak strategis agak membingungkan juga karena teman saya susah dihubungi kesananya jadi timbul rasa malas. Meskipun begitu tetap berusaha untuk mendatangi tempat teman saya itu.

Beruntung tidak jauh dengan tempat pertama yaitu sebuah sekolah, akan tetapi tidak berbasis pesantren. dan yang paling membingungkan lagi disebuah tempat ini ada beberapa jenjang sekolah bahkan sebelumnya dibuka kelas perkuliahan juga. akan tetapi tidak lama. awalnya itu yang membuat saya tertarik untuk mengunjungi tempat teman saya tersebut.



Cukup unik Sekilas Sejarah Singkat dari yayasan tersebut. Pertama mulai dar pendirinya yang sangat menerima keadaan tempat dan tentunya keadaan dirinya yang serba kekurangan. tetapi tidak putus asa dan putus semangat. ternyata dibalik itu semua ada sesuatu yang unik yaitu dia menerima anak didiknya tanpa memungut biaya sepeserpun dan dapat dipastikan yang ingin belajar disana bisa mendapatkan itu diantaranya jika ayah atau ibunya sudah meninggal atau yatim piatu dan tuna netra.
Tiap pagi mereka diwajibkan bangun sekitar jam 03.00 wib. untuk apa? ya, solat tahajjud berjamaah. siapa saja yang harus solat tahajjud berjamaah? diantaranya ada staf guru/ustadz, para santri, para pekerja dan keluarga yang punya yayasan. setelah itu mereka solat subuh berjamaah. Yang perlu diketahui bahkan mereka diwajibkan solat berjamaah 5 waktu. Meskipun terdengarnya agak sudah biasa, akan tetapi walau bagaimanapun itu adalah sesuatu yang sangat memberatkan bagi kita seorang yang awam. Selesai melaksanakan solat tahajjud ustadz pun memimpin pengajian rutin dan yang diwajibkan hanya tunanetra saja.
Dilanjutkan setelah solat subuh mereka bergegas bersiap-siap untuk bersekolah yang masih berada di lingkungan tersebut. Dikarenakan bukan berbasis pesantren, sekolah ini menerima murid dari luar komplek yayasan tersebut.

Ada beberapa program yang unik untuk santri disana. yaitu infaq sebesar 20 % yang didpatkan oleh para pekerja disana, termasuk para santri juga. darimana mereka bisa mendapatkan pemasukan? ada kebiasaan unik yang dimiliki santri, yaitu undangan dari orang kaya untuk mengadakan tahlil atau syukuran. Bahkan dalam seminggu undangan tersebut sampai 5 kali, tetapi karena banyaknya santri jadi digilir.

Sebenarnya yang bikin saya penasaran adalah sistem kepemimpinan pada sekolah-sekolah di Yayasan tersebut. Pasti tidak terlepas dari orang-rang hebat yang memimpinnya. mungkin itu sebuah pekerjaan saya untuk selanjutnya.

 [1] Musfah Jejen, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia grup, 2015

0 komentar :