Lanjutkan Saja

Senin, 10 April 2017

Lanjutkan Saja



oleh: Penulis

Disela-sela kegiatan indoor spontan saya bertanya "kang gimana nih mau dilanjut atau tidak?" tanya saya kepada teman, sebut saja namanya Mubarok, perawakannya cukup lebih ramping daripada saya. "yasudah kang pindah saja ke tempat teman saya. di

Tidak lama, selang beberapa hari kemudian kita menentukan tanggal untuk maen kesana. 

Dengan beberapa pertimbangan minggu kemarin yang sudah saya paparkan di tuisan sebelumnya Galau, sudahi atau lanjutkan saya memutuskan untuk berpindah lokasi yang tadinya di daerah depok, sekarang berpindah ke lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal saya. yaitu bertempat di daerah pondok cabe 1, kira-kira lebih dekat 4 km dari yang kemarin dengan jarak tempuh 32 menit menurut Google Map dan itupun kalau tidak terjadi sebuah insiden. wow insiden apa? tentunya sebuah kemacetan yang sudah tidak asing. bisa sampai satu jam perjalanan atau paling cepat sekitar 45 menit. belum lagi kalau kena razia polisi.

Singkat cerita saya bersama mubarok untuk pergi ke lokasi dan berangkat dari tempat tinggal saya sekitar jam 09.00 wib, pastinya dengan mengendarai motor (si hitam manis) keluaran tahun 2008. cukup tua bagi sebuah alat transportasi roda dua. memakai jeket switer celana panjang coklat dan helm full face hitam dan tidak lupa memakai sandal, "ngeeeng" suara motor berjalan perlahan.

Sesampainya di lokasi tanpa basa-basi masuk ke gerbang sekolah, tidak lama dari kejauhan ada yang menghampiriku dan berkata "hai..", kelihatannya dia lagi santai, memakai sarung dan berkaos sambal berjalan melambaikan tangan. "hai mas ruh.." jawabku. sambil berjabat tangan dia bertanya "gimana kabarnya mas bro? ayo kita ke dalam" mengajaku dan mubarok ke kamarnya untuk beristirahat. "jadi gini mas bro, sekarang itu anak-anaknya lagi UTS. jam segini sudah pada pulang" dia mencoba menjelaskan keadaan disana.

Kesan pertama kali melihat situasi dan kondisi yang berada disana, "woooww.." suatu Yayasan dengan berbagai macam jenjang, dari mulai kanak-kanak hingga mengah keatas. dan disitulah sesuatu yang bikin saya penasaran, "kok bias ya, suatu lembaga, suatu tempat ada berbagai macam jenjang pendidikan? apakah tidak mengganggu anak-anak lainnya? apakah biasa? apakah tidak ada complain?"



Itu akan menjadi sebuah PR besar bagi saya
daerah pondok cabe tangerang selatan." jawab dia. sebut saja namanya Mas Ruh, panggilan teman saya yang di pondok cabe itu.

0 komentar :